Sabtu, 25 Februari 2023

Realisasi Sikap Toleransi Beragama pada SB AMI Penang

Sanggar bimbingan belajar anak Indonesia Malaysia atau SB AMI Penang merupakan sekolah non formal untuk anak Indonesia yang terletak di jalan Lorong Tampoi 5, Bukit Mertajam, Pinang, Malaysia. Sanggar bimbingan ini terletak di tengah perkampungan China yang tak jauh dari jalan raya. Siswa yang ada di sanggar bimbingan ini berjumlah 31 siswa  yang terdiri dari kelas TK dan juga SD. Seperti halnya sekolah formal di Indonesia mereka belajar dari pagi hingga siang, dengan materi dan kurikulum yang berasal dari Indonesia.

Sanggar bimbingan AMI Penang sangat menjunjung tinggi toleransi dalam beragama. Hal tersebut terlihat dari siswa di SB AMI Penang yang memiliki perbedaan agama  yaitu agama Islam dan Kristen. Namun mereka dapat menjalankan pembelajaran dengan baik dan lancar di setiap harinya serta menghagai satu sama lain. Pada hari Jum’at siswa yang beragama muslim dijadwalkan untuk melakukan baca Al-Qur’an, belajar sholat, dan do’a. Hal tersebut tidak lantas membuat siswa yang beragama Kristen dibiarkan tanpa kegiatan ataupun dipaksa untuk mengikutinya juga. Siswa yang beagama Kristen akan diberikan pelajaran yang tidak mereka tempuh di hari Minggu karena saat mereka mengikuti ibadah di Gereja sehingga tidak bisa masuk sekolah. Toleransi juga terlihat dari tim pengelola sanggar yang terdiri dari agama Islam dan Hindu namun mereka bisa bergerak bersama dalam rangka memajukan sanggar bimbingan.  Selain itu toleransi juga terlihat dengan lingkungan  sekitarnya. Lingkungan sanggar yang mayoritas imigran China memiliki agama Kristen, namun mereka sering berbagi makanan untuk anak-anak yang berada di Sanggar. Dalam hal jual beli makanan pun mereka akan menegur dan melarang anak SB ataupun pihak SB untuk berbelanja pada mereka jika makanan tersebut haram bagi umat Islam.

        Toleransi beragama yang terjadi ini menunjukkan bahwa adanya kedinamisan dalam hubungan bermasyarakat pada kebhinekaan global, yang diharapkan tetap terjaga dan mampu memotivasi masyarakat dengan keadaan serupa. Karena setiap manusia memiliki hak masing-masing dan satu sama lain harus bisa menghargai hak orang lain tersebut.

Oleh : Refita (Mahasiswa KKN-Dik Innternasional Malaysia 2023)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar