Sanggar
bimbingan AMI Penang sangat menjunjung tinggi toleransi dalam beragama. Hal
tersebut terlihat dari siswa di SB AMI Penang yang memiliki perbedaan agama yaitu agama Islam dan Kristen. Namun mereka
dapat menjalankan pembelajaran dengan baik dan lancar di setiap harinya serta
menghagai satu sama lain. Pada hari Jum’at siswa yang beragama muslim
dijadwalkan untuk melakukan baca Al-Qur’an, belajar sholat, dan do’a. Hal
tersebut tidak lantas membuat siswa yang beragama Kristen dibiarkan tanpa
kegiatan ataupun dipaksa untuk mengikutinya juga. Siswa yang beagama Kristen
akan diberikan pelajaran yang tidak mereka tempuh di hari Minggu karena saat
mereka mengikuti ibadah di Gereja sehingga tidak bisa masuk sekolah. Toleransi
juga terlihat dari tim pengelola sanggar yang terdiri dari agama Islam dan
Hindu namun mereka bisa bergerak bersama dalam rangka memajukan sanggar
bimbingan. Selain itu toleransi juga terlihat
dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan
sanggar yang mayoritas imigran China memiliki agama Kristen, namun mereka sering
berbagi makanan untuk anak-anak yang berada di Sanggar. Dalam hal jual beli
makanan pun mereka akan menegur dan melarang anak SB ataupun pihak SB untuk
berbelanja pada mereka jika makanan tersebut haram bagi umat Islam.
Sabtu, 25 Februari 2023
Realisasi Sikap Toleransi Beragama pada SB AMI Penang
Sanggar
bimbingan belajar anak Indonesia Malaysia atau SB AMI Penang merupakan sekolah
non formal untuk anak Indonesia yang terletak di jalan Lorong Tampoi 5, Bukit Mertajam,
Pinang, Malaysia. Sanggar bimbingan ini terletak di tengah perkampungan China
yang tak jauh dari jalan raya. Siswa yang ada di sanggar bimbingan ini
berjumlah 31 siswa yang terdiri dari
kelas TK dan juga SD. Seperti halnya sekolah formal di Indonesia mereka belajar
dari pagi hingga siang, dengan materi dan kurikulum yang berasal dari
Indonesia.
Toleransi
beragama yang terjadi ini menunjukkan bahwa adanya kedinamisan dalam hubungan
bermasyarakat pada kebhinekaan global, yang diharapkan tetap terjaga dan mampu
memotivasi masyarakat dengan keadaan serupa. Karena setiap manusia memiliki hak
masing-masing dan satu sama lain harus bisa menghargai hak orang lain tersebut.
Oleh : Refita (Mahasiswa KKN-Dik Innternasional Malaysia 2023)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar